Suatu hal yang sungguh mencengangkan baru-baru ini dilakukan oleh seorang Gubernur di suatu Provinsi
di Indonesia, beliau dengan tegas menindak suatu instansi dalam pemerintahannya
yang terbukti telah melakukan kegiatan pungli( Pungutan liar) selama kurun
waktu belakangan ini, sikap tegasnya yang turun langsung kelapangan dan
menindak para bawahannya tersebut memang patut diacungi jempol, karena dari
sekian banyak pemimpin di indonesia ini, hanya segelintir yang berani melakukan
tindakan seperti yag beliau lakukan.
Tegas dalam melakukan yang benar
adalah suatu sikap yang menurut saya harus dimiliki oleh seorang pemimpin dalam
organisasi yang dibawahinya, disamping beberapa hal yang utama untuk menjadi
seorang pemimpin seperti Etiket kepemimpinan yaitu:
·
Respek, Respek berarti menghargai orang lain,
peduli pada orang lain dan memahami orang lain apa adanya. Tidak peduli mereka
berbeda, berasal dari kultur berbeda, atau keyakinan berbeda. Karena dengan bersikap respek kepada orang lain
maka orang lain juga akan bersikap respek kepada kita
·
Empati, berarti meletakkan diri di pihak orang
lain. Sebelum bertindak atau berucap, dipikirkan terlebih dahulu, apa
pengaruhnya bagi orang lain. Kata-kata
dan sikap yang penuh pertimbangan dan empati, akan membuat seseorang
terlihat bijaksana, dewasa dan manusiawi
·
Kejujuran, adalah sebuah bahasa yang universal,
setiap orang bahkan mafia seklipun membutuhkan kejujuran dari bawahannya.
Namun dalam kepemimpinan dibutuhkan suatu sikap tegas,
sesuai dengan salah satu teori kepemimpinan yang dicetuskan oleh Max Weber
dan Bernard Bass, yaitu teori transaksional, dimana seorang pemimpin harus
tegas memberi hukuman (punishment) kepada bawahannya yang salah, dan memberikan
hadiah (reward) kepada bawahannya yang telah berkontribusi baik.
Namun
melihat begitu banyaknya pemimpin yang kurang tegas di indonesia ini, membuat
kita seolah-olah masih harus mengimpikan sosok pemimpin tersebut, meskipun
perlahan demi pasti bibit-bibit sosok pemimpin tersebut mulai muncul di sosok
tokoh pemimpin muda seperti Bapa gubernur tersebut, oleh karena itu kelak, kita
harus membekali diri kita sejak saat ini untuk menjadi calon-calon pemimpin
yang akan berguna bagi bangsa dan negara kita ini, sebab kitalah generasi calon
pemimpin bangsa yang akan menggantikan mereka.
Oleh karena itu kita harus membekali diri kita dengan
membentuk karakter kepemimpinan dengan melaksanakan kebiasaan-kebiaasan
seperti:
Habit
1 - Proactive, menyadari
bahwa kita bertanggung jawab terhadap pilihanpilihan kita dan memiliki
kebebasan untuk memilih berdasarkan prinsip dan nilai, dan bukan berdasarkan
suasana hati atau kondisi di sekitar kita
Habit 2 – Start from the End,
mengidentifikasi diri dan memberikan komitmen terhadap prinsip, hubungan, dan
tujuan yang paling berarti
Habit 3 – Put First thing first,
Mendahulukan yang utama berarti mengatur aktivitas dan melaksanakannya
berdasarkan prioritas-prioritas yang paling penting
Habit 4 – Think Win Win, Berpikir
menang-menang adalah berpikir dengan dasar-dasar Mentalitas Berkelimpahan yang
melihat banyak peluang, dan bukan berpikir dengan Mentalitas Berkekurangan dan
persaingan yang saling mematikan
Habit
5 – Effective Communication, berkomunikasi dengan empathy; berusaha
memahami dulu, baru kemudian berusaha dipahami
Habit
6 – Synergy
Habit 7 – Sharpen the Saw
(7 Kebiasaan manusia yang sangat efektif - Stephen R. Covey)
Kelak
dengan melakukan hal – hal tersebut kita akan menjadi sosok pemimpin yang tidak
hanya diimpikan lagi, tetapi dapat diwujudnyatakan di masa depan nanti.
0 komentar:
Posting Komentar