Pages

Minggu, 11 Mei 2014

Pemimpin yang masih diimpikan...


Suatu hal yang sungguh mencengangkan baru-baru ini dilakukan oleh seorang Gubernur di suatu Provinsi di Indonesia, beliau dengan tegas menindak suatu instansi dalam pemerintahannya yang terbukti telah melakukan kegiatan pungli( Pungutan liar) selama kurun waktu belakangan ini, sikap tegasnya yang turun langsung kelapangan dan menindak para bawahannya tersebut memang patut diacungi jempol, karena dari sekian banyak pemimpin di indonesia ini, hanya segelintir yang berani melakukan tindakan seperti yag beliau lakukan.

Tegas dalam melakukan yang benar adalah suatu sikap yang menurut saya harus dimiliki oleh seorang pemimpin dalam organisasi yang dibawahinya, disamping beberapa hal yang utama untuk menjadi seorang pemimpin seperti Etiket kepemimpinan yaitu:
·         Respek, Respek berarti menghargai orang lain, peduli pada orang lain dan memahami orang lain apa adanya. Tidak peduli mereka berbeda, berasal dari kultur berbeda, atau keyakinan berbeda. Karena dengan bersikap respek kepada orang lain maka orang lain juga akan bersikap respek kepada kita
·         Empati, berarti meletakkan diri di pihak orang lain. Sebelum bertindak atau berucap, dipikirkan terlebih dahulu, apa pengaruhnya bagi orang lain. Kata-kata dan sikap yang penuh pertimbangan dan empati, akan membuat seseorang terlihat bijaksana, dewasa dan manusiawi
·         Kejujuran, adalah sebuah bahasa yang universal, setiap orang bahkan mafia seklipun membutuhkan kejujuran dari bawahannya.

                 Namun dalam kepemimpinan dibutuhkan suatu sikap tegas, sesuai dengan salah satu  teori  kepemimpinan yang dicetuskan oleh Max Weber dan Bernard Bass,  yaitu teori  transaksional, dimana seorang pemimpin harus tegas memberi hukuman (punishment) kepada bawahannya yang salah, dan memberikan hadiah (reward) kepada bawahannya yang telah berkontribusi baik.
               
            


              Namun melihat begitu banyaknya pemimpin yang kurang tegas di indonesia ini, membuat kita seolah-olah masih harus mengimpikan sosok pemimpin tersebut, meskipun perlahan demi pasti bibit-bibit sosok pemimpin tersebut mulai muncul di sosok tokoh pemimpin muda seperti Bapa gubernur tersebut, oleh karena itu kelak, kita harus membekali diri kita sejak saat ini untuk menjadi calon-calon pemimpin yang akan berguna bagi bangsa dan negara kita ini, sebab kitalah generasi calon pemimpin bangsa yang akan menggantikan mereka.
Oleh karena itu kita harus membekali diri kita dengan membentuk karakter kepemimpinan dengan melaksanakan kebiasaan-kebiaasan seperti:
  Habit 1 - Proactive, menyadari bahwa kita bertanggung jawab terhadap pilihanpilihan kita dan memiliki kebebasan untuk memilih berdasarkan prinsip dan nilai, dan bukan berdasarkan suasana hati atau kondisi di sekitar kita
  Habit 2 – Start from the End, mengidentifikasi diri dan memberikan komitmen terhadap prinsip, hubungan, dan tujuan yang paling berarti
  Habit 3 – Put First thing first, Mendahulukan yang utama berarti mengatur aktivitas dan melaksanakannya berdasarkan prioritas-prioritas yang paling penting
  Habit 4 – Think Win Win, Berpikir menang-menang adalah berpikir dengan dasar-dasar Mentalitas Berkelimpahan yang melihat banyak peluang, dan bukan berpikir dengan Mentalitas Berkekurangan dan persaingan yang saling mematikan
  Habit 5 – Effective Communication, berkomunikasi dengan empathy; berusaha memahami dulu, baru kemudian berusaha dipahami
  Habit 6 – Synergy
  Habit 7 – Sharpen the Saw
(7 Kebiasaan manusia yang sangat efektif - Stephen R. Covey)

                Kelak dengan melakukan hal – hal tersebut kita akan menjadi sosok pemimpin yang tidak hanya diimpikan lagi, tetapi dapat diwujudnyatakan di masa depan nanti.

0 komentar:

Posting Komentar